MlatenMania.com - Palembang merupakan ibukota dan pusat kegiatan sosial ekonomi di wilayah Sumatera Selatan. Keadaan topografi kota Palembang, pada umunya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4-12 meter di atas permukaan laut, dengan komposisi 48% tanah dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara musiaman dan 35% tanah tergenang terus menerus sepanjang musim.
Makanan Tradisional Palembang
Palembang sebagai pusat aktivitas, budaya dan titik pertemuan berbagai suku bangsa di Sumatera Selatan memiliki banyak makanan tradisional. Makanan tradisional Palembang dalam perkembangannya tidak hanya untuk dikonsumsi sehari-hari dalam rumah tangga maupun keperluan lain seperti upacara adat, keagamaan dan lainnya. Kini makanan tradisional Palembang telah memiliki nilai ekonomi seperti dijual di warung-warung di tepi jalan bahkan sudah ada toko, restoran yang khusus menjual makanan tersebut. Diantara beraneka jenis makanan tradisional Palembang yang telah menjadi komoditi untuk dijual, ada yang mengalami kemjuan pesat yang ditandai dengan semakin luasnya pemasaran makanan tersebut, namun masih ada pula makanan tertentu yang belum dipasarkan secara rutin.
Makanan trasional Palembang yang memiliki nilai ekonomi luas umumnya adalah makanan yang merupakan kebutuhan utama masyarakat Palembang, oleh karena itu makanan ini diperjualbelikan setiap saat di Kota Palembang. Kondisi ini menyebabkan di Palembang terdapat berbagai makanan tradisional. Berikut beberapa contoh makanan tradisional Palembang. Selain pempek adalah: Pindang Tulang, Maksuba, Martabak Har, Kue Lapis dan lain-lain.
Sejarah Pempek Palembang
Pempek merupakan makanan khas Palembang yang paling terkenal di seluruh Indonesia. Pempek adalah makanan yang menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu. Oleh masyarakat Palembang pempek telah berhasil dikembangkan menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, tahu dan bahan dasar lainnya. Kondisi ini menyebabkan pempek Palembang dikenal memiliki berbagai nama dan variasi rasa.
Terdapat beberapa informasi yang menjelaskan tentang kapan pempek pertama kali hadir dalam kehidupan masyarakat di Palembang. Informasi pertama menyatakan bahwa pempek sudah ada sejak zaman masa kerjaan Sriwijaya yaitu sekitar abad VII. Pendapat ini didukung didasarkan pada prasasti Talangtuo yang menyatakan bahwa tanaman sagu telah dikenal oleh masyarakat Palembang pada abad ke VII. Hasil penelitian dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Palembang di lokasi penemuan prasasti Talangtuo menemukan bahwa lokasi tersebut tedapat bekas-bekas tanaman berupa bambu dan palem-paleman. Diantara palem-palem tersebut terdapatlah tanaman sagu yang dikenal oleh masyarakat Palembang dengan sebutan rembio atau rumbio.
Informasi lain menyebutkan bahwa pempek merupakan karya budaya masyarakat Kayu Agung. Masyarakat Kayu Agung dikenal sebagai salah satu suku bangsa yang gemar berdagang, mereka berdagang dengan menggunakan kapal penisia. Sistim transaksi jual beli yang berlangsung adalah dengan cara barter antara satu komoniti dengan komoniti. Para pedagang Kayu Agung dikenal sebagai pedagang yang membawa tembikar yang dibawa dan diperjualbelikan antara satu bandar. Ketika itulah para padagang Kayu Agung banyak mendapatkan sagu dan ubi dari masyarakat di bandar dagang yang meraka singgahi. Muncullah ide dari para pedagang untuk mencampurkan antara sagu yang mereka dapat dengan ikan yang mereka tangkap ketika berlayar dari satu bandar ke bandar dagang lain. Tujuan meraka membuat makanan tersebut adalah sebagai bekal mereka dalam berdagang. Pendapat ini didukung oleh fakta bahwa pempek dan kemplang terenak dan terlezat di Sumatera Selatan berasal dari Kayu Agung.
Dua cerita tersebut mengaskan kehadiran kelesan atau pempek dalam kehidupan masyarakat di Palembang atau Sumatera Selatan merupakan hasil karya budaya dari masyarakat di kawasan tersebut. Ide ini muncul seiring dengan tersedianya ikan dan sagu oleh masyarakat Pelambang dan Sumatera Selatan memanfaatkan ikan yang terdapat di dalam Sungai Musi untuk diolah menjadi sebuah makanan yang bisa meraka dinikmati. Disamping itu dua informasi ini menegaskan bahwa pempek lahir atas ide dan gagasan masyarakat Palembang bagaimana meraka memanfaatkan kekayaan alam yang mereka miliki untuk kelangsungan hidup meraka.
Informasi lain yang menjelaskan tentang kemunculan pempek di Palembang merupakan karya budaya masyarakat di Sumatera Selatan umumnya dan Palembang khusunya dapat dilihat dari mata pencaharian penduduk Palembang. Masa Kesultanan Palembang stratifikasi penduduk berdasarkan pekerjaan menjelaskan bahwa penduduk saat itu bekerja sebagai petani, menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan, dan tambang serta berdagang. Munculnya kelompok masyarakat yang bekerja sebagai penangkap ikan terkait erat dengan topografi wilayah Kesultanan Palembang yang banyak dialiri oleh sungai-sungai besar dan kecil, rawa-rawa dan laut/selat.
Sungai-sungai besar yang terdapat di wilayah Palembang dikenal dengan nama Batanghari Sembilan. Kondisi demikian menyebabkan Kesultanan Palembang sangat kaya akan hasil perikanannya. Jenis-jenis ikan yang dihasilkan dari sungai-sungai Palembang antara lain tapa, lemak, lais, tembakang, patin, bandeng, kluyu, pareh, dalum, belida, sagaret, arok, toman, tongkol, delak, buju, lele, juara, blutulang, tebangkang dan masih banyak lagi jenis lainnya. Ikan-ikan yang menjadi primadona adalah lemak, lais, patin, jangutan, delek, dan kali.
Informasi tersebut menjelaskan bahwa sebagian ikan-ikan yang disebutkan adalah ikan-ikan sungai. Itu pula sebabnya mengapa pembuatan pempek telah ada semenjak zaman Kesultanan Palembang, karena sagu telah mulai dikenal semenjak zaman Sriwijaya dan daya dukung bahan baku seperti ikan juga sangat besar. Pada periode ini umumnya orang membuat pempek dengan ikan belida sebab populasi ikan belida di Sungai Musi saat itu masih sangat tinggi. Sebab ikan belida menjadi ikan favorit untuk bahan baku pempek sampai saat ini.
Yudhi Syarofie dalam tulisannya menjelaskan bawha pempek pada awalnya dikenal dengan nama kelesan. Nama ini diambil dari cara pembuatannya yaitu daging ikan di keles (ditekan-tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan cucian). Awalnya perikan atau alat untuk menghaluskan ikan terbuat dari batok kelapa yang diberi lubang-lubang. Sedangkan dalam tulisan tersebut beliau menjelaskan bahwa kata pempek mulai muncul ketika tahun 1920-an seorang pedagang Cina yang telah berumur menjual makanan tersebut di dekat Masjid Agung Palembang. Oleh masyarakat lelaki tadi dipanggil dengan nama Apek, Pek, Pek.
Kesepakatan tidak tertulis di Palembang menyatakan bahwa nama pempek berasal dari nama penjual kelesan yang berasal dari etnis Tionghoa barnama Apek. Disebutkan Apek berjualan makanan ini dengan jalan bersepeda dari kampung ke kampung. Para pembeli memanggil penjual tersebut dengan sebutan "Pek-Apek", dari sebutan tersebut berkembang menjadi pempek. Jika berjualan dengan sepeda dijadikan titik awal dari keberadaan pempek di Palembang, sulit untuk membenarkan keberadaan makanan ini telah ada semenjak era Sriwijaya. Sebab, pemerintah Kolonial Belanda baru membangun jalan-jalan di kota Palembang pada awal abad XX yang dimulai dari kawasan Tengkuruk dengan cara menguruk Sungai Tengkuruk. Setelah itu diikuti dengan jalan-jalan lainnya di Kota Palembang.
Penjualan bersepeda dari kampung ke kampung berarti jalanjalan yang ada di kota ini sudah cukup banyak, sehingga berjualan dengan menggunakan bersepeda memungkinkan dilakukan. Jika berpatokan pada hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kata pempek mulai muncul dengan pembangunan jalan-jalan di kota Palembang yaitu awal abad XX. Versi lain menjelaskan bahwa kata pempek merujuk pada makanan yang sama yaitu empek-empek. Pengertian dari kata empek-empek adalah makanan yang pembuatannya di empek-empek (ditekan-tekan), kata ini juga bisa menjadi dasar selain nama kata Apek.
lnformasi wawancara dan proses pembuatan pempek dapat diperkirakan bahwa pempek telah hadir jauh sebelum etnis Tiongha (apek) berdagang dan memperjualbelikan makanan ini. Sebab ikan dan sagu telah dikenal sangat lama oleh masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan umumnya. Di samping itu proses pembuatan pempek sangatlah sederhana yaitu memcampurkan antara sagu dan ikan setelah itu direbus, proses ini jelas mengambarkan bahwa teknologi yang digunakan masih sederhana. Pada awalnya pempek di produksi untuk kebutuhan keluarga dan setiap keluarga di Palembang membuat pempek untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Perkembangan zaman menyebabkan jumlah orang yang mendiami Palembang semakin beragam sehingga munculnya orang yang memporduksi pempek untuk diperjualbelikan kepada oranglain. Periode inilah Etnis Tiongha (apek) hadir sebagai orang yang memproduksi makanan ini untuk diperdagangkan kepada orang lain. Jadi pempek adalah karya budaya masyarakat Sumatera Selatan dan
Palembang khususnya sedangkan etnis Tiongha hadir untuk meningkatkan pempek dari makanan konsumsi rumah tangga menjadi makanan yang bernilai ekonomi yang bisa diperjualbelikan. Hal ini dibuktikan bahwa semenjak awal abad ke XX pempek telah diperjualbelikan di Kata Palembang.
Pempek sebagai komoditi yang diperjualbelikan mulai hadir semenjek abad ke XX. Sedangkan pempek sebagai sebuah makanan telah hadir jauh sebelum itu. Kehadiran makanan ini terkait erat dengan tersedianya bahan baku utama di Palembang yaitu Sagu dan Ikan. Di awal kehadirannya makanan ini dikenal dengan nama kelesan.
Kandungan Gizi Pempek Palembang
Pempek adalah bahan makanan yang terdiri dari tepung sagu dan ikan yang diolah dengan cara di tekan-tekan. Pembuatan pempek tidak saja mengunakan tepung sagu dan ikan, namun ditambah dengan memasukan bahanbahan lain. Kondisi ini menyebabkan pempek memiliki berbagai jenis dan rasa. Sedangkan berdasarkan proses pembuatanya pempek bisa diproses melalui perebusan, pembakaran dan pengorengan.
Pempek Palembang merupakan sebuah makanan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Kondisi ini yang menyebabkan dalam kehidupan masyarakat Palembang pempek merupakan makanan yang di makan setiap hari. Setiap waktu di Pelembang bisa ditemukan orang yang makan dan menjual pempek karena makanan ini merupakan makanan selingan, tanpa mengenal waktu. Direstoran, pempek lebih digolongkan sebagai makanan pembuka (appetizer), yaitu jenis makanan yang dihidangkan dalam keadaan panas atau dingin, yang disajikan pada permulaan dari suatu urutan makanan lengkap.
Pempek merupakan makanan tradisional masyarakat Palembang yang terbuat dari bahan dasar daging ikan giling dan tepung tapioka. Selain, lezat juga memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Karena terbuat dari bahan sagu dan ikan, maka pempek memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang cukup tinggi. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi ini, maka protein sangat baik dikonsumsi baik oleh orng dewasa dan terutama oleh anak-anak.
Salah satu jenis pempek yang memiliki nilai gizi yang lebih adalah pempek kapal selam dan pempek tahu. Pada pempek kapal selam, terdapat telur yang ditambahkan pada pempek. Dan pada pempek tahu juga ditambahkan tahu. Hal ini tentu saja akan meningkatkan nilai gizi kedua jenis pempek ini. Dengan dilakukan penambahan bahan tersebut maka kandungan protein pada pempek tersebut menjadi lebih tinggi. Berdasarkan hitungan dari ahli gizi menyampaikan bahwa dari sebuah pempek yang terbuat dari 30 gram tepung, 30 gram ikan ditambah dengan air dan minyak goreng yang dimasukan ke dalam air perebusan bisa setara dengan 158 kkal energi dan 5.5 gram protein.
Kandungan gizi yang terdapat dalam sebuah pempek akan berbeda dari satu pempek dengan pempek lainnya. Semakin banyak unsur penambah dalam pempek makan semakin tinggilah unsur gizi yang terdapat dalam pempek tersebut. Faktor inilah yang menyebabkan pempek kapal selam merupakan pempek dengan kadar gizi tertinggi sebab dalam pempek tersebut terdapat sebutir telur. lnformasi dari berbagai sumber menjelaskan bahwa Pempek Kapal Selam mengandung energi sebesar 190 kilokalori, protein 13,2 gram, karbohidrat 19,4 gram, lemak 6,6 gram, kalsium 500 miligram, fosfor 155 miligram, dan zat besi 1,5 miligram. Selain itu di dalam Pempek Kapal Selam juga terkandung vitamin A sebanyak 5 IU, vitamin Bl 0,33 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Pempek Kapal Selam, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Jenis-Jenis Pempek Palembang Dan Variannya
Observasi, Focus Group Discussion (28-29 Mei 2014), serta hasil pertemuan tanggal 26 November 2014 yang diadakan di Kata Palembang, mengelompokkan pempek Palembang atas 3 (tiga) bagian yaitu:
- Pempek yang terbuat dari tepung sagu, ikan atau ditambah dengan unsur lain namun cara memakan dengan mengunakan 'cuko'.
- Pempek yang terbuat dari tepung sagu, dan ikan namun cara memakan dengan mengunakan 'cuko'
- Pempek yang terbuat dari tepung sagu, ikan atau ditambah dengan unsur lain namun cara memakan dengan mengunakan kuah.
"Cuko" merupakan cirikhas dari pempek Palembang, 'cuko' pempek pada umumnya sama untuk setiap jenis pempek yang akan dimakan. Berikut dijelaskan cara mebuat 'cuko'.
Bahan Dasar 'cuko'
- Gula merah/gula aren sebanyak 1 kg
- Bawang putih sebanyak 10 siung
- Cabe rawit sebanyak 1 ons
- Asam jawaj'cuko blando' atau cuka makan
- secukupnya menurut selera
- Air sebanyak 2 liter
- Garam secukupnya
Cara Pembuatan 'cuko'
- Giling cabe rawit, bawang putih, dan garam hingga halus.
- Campur semua bahan (gula merah, cabe, bawang putih, asam jawa dan air) masukkan dalam panci lalu dimasak sampai agak mengental.
- Setelah masak diangkat dan disaring agar ampasampas gula dan lainnya bisa terbuang.
- Supaya 'cuko' bisa lebih tahan agak lama sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin.
- cuko memiliki rasa manis-manis pedas dan asam.
Bahan tambahan 'cuko' yang boleh ada dan boleh tidak
Selain menggunakan bahan dasar, 'cuko' juga dapat ditambahkan bahan-bahan sebagai penyedap rasa seperti:
- Udang kering yang dihaluskan;
- Toncai yang dipotong-potong kecil;
- Lobak yang dipotong-potong ti pis; atau
- Mentimun yang dipotong-potong ti pis.
Varian dari cuko
- 'Cuko pake udang kering';
- 'Cuko pake toncai';
- 'Cuko pake lobak';
- 'Cuko pake timun'
Cuko ini rasanya lebih lezat daripada cuko dasar.
Pengelompokkan Pempek Palembang
1. Pempek Kelesan dan Pempek Lenjer
Pempek Kelesan merupakan bentuk dan model pertama dari pempek, asumsi ini didukung dari model dan bentuk pempek yang hanya berbentuk bulatan kecil yang melebar atau ceper. Kelesan atau keles dalam bahasa Palembang berarti di tekan-tekan, oleh karena itu bentuk pempek ini agak pipih. Berdasarkan proses pembuatanya pempek kelesan dibuat dengan sangat sederhana. Masyarakat mempercayai pempek Palembang telah lama hadir dalam kehidupan masyarakat di Palembang, pada masa lampau pempek dimanfaatkan sebagai bekal untuk perjalanan jauh bagi para pedagang dan pasukan kerajaan. Perkembangan selanjutnya jarang orang yang memproduksi pempek kelesan sebab bentuknya kurang menarik maka dibuatlah pempek lenjer yang membedakan adalah bentuknya kalau kelesan agak ceper sedangkan lenjer agak bulat. Kondisi ini yang menyebabkan sebagaian orang berpandangan antara kelesan dan lenjer sama.
2. Pempek Telok (Telur)
Pempek telok atau telur merupakan pempek yang menambah unsur telur dalam proses pembuatannya. Sebutir telur bisa menghasilkan pempek 2-4 buah pempek, sebab telur sebelum dimasukan ke dalam adonan pempek terlebih dahulu di pecah dan dikocok ke dalam sebuah gelas. Bentuk pempek telok/ telur lebih kecil karena jumlah telur yang dimasukan terbatas. Proses penamaan pempek ini menjadi pempek telur disebabkan dalam pembuatan pempek ini menambah unsur telur dan menjadikan telur sebagai komponen utama yang membedakannya dengan pempek jenis lain.
3. Pempek Kapal 'Selem'
Pempek kapal 'selem' adalah jenis pengembangan dari pempek telur yang membedakan pempek ini dengan pempek telur adalah jumlah telur yang dimasukan ke dalam adonan pempek. Pada pempek telur jumlah telur yang dimasukan terbatas, satu butir telur bisa menghasilkan beberapa buah pempek sedangkan pempek kapal 'selem' sebuah pempek membutuhkan satu buah telur. Berdasarkan cerita yang berkembang asal usul nama pempek kapal 'selem' adalah proses pembuatannya. Pempek kapal 'selem' ketika dimasukan ke dalam air perebusan langsung tenggelam setelah matang baru pempek naik ke atas permukaan air, oleh karena itu masyarakat mengenal dengan nama pempek kapal 'selem'. Sebagai lain masyarakat mengenal pempek ini dengan nama pempek telok besar, scbab bcntuk dan ukuran pempek ini berbeda dengan pempek lainnya.
4. Pempek Tahu
Pempek tahu merupakan hasil inovasi dan pengembangan dari para penikmat pempek bagaimana memasukan unsur-unsur lain dalam sebuah pempek. Kehadiran pempek tahu tidak bisa dipisahkan dari semakin meluasnya jumlah peminat pempek. Proses penamaan pempek tahu tidak bi sa dipisahkan dari kehadiran tahu dalam pempek tersebut, sebab yang membedakan pempek ini dengan pempek jenis lain adalah adanya unsur tahu di dalam pempek tersebut.
5. Pempek Lenggang
Pempek lenggang adalah pempek yang ditambah dengan unsur telur namun proses pembuatanya berbeda dengan pempek telur dan kapal 'selem'. jika pada pempek telur atau kapal selam telur dimasukan ke dalam pempek namun pada Pempek lenggang telur di masukan ke dalam adonan pempek. Di samping itu dalam dal am proses pembuatanya bukan melalui direbus namun di panggang. Adonan pempek dimasukan ke dalam daun pisang yang telah di bentuk seperti kotak. Setelah itu adonan dan daun pisang di bakar sampai matang. Asal usul nama lenggang disebabkan proses pembuatanya seorang pembuatan pempek harus bekerja membolak balikan pempek diatas bara api, adegan inilah yang disebut dengan lenggang.
6. Pempek Tunu/Panggang
Pempek tunu/panggang dalam proses pembuatanya pempek dibuat agak keras dibandingkan dengan pempek jenis lainnya, setelah itu pempek di bentuk agak bulat seperti bola pimpong kemudian di tekan-tekan sedikit. Ketika pempek akan disajikan pada penikmat pempek maka pempek ini terlebih dahulu harus di bakar. Pempek ini paling enak di makan dalam kondisi panas-panas sedangkan cuko yang dibutuhkan dalam pembuatan proses memakan pempek ini tidaklah banyak hanya secukupnya. Pempek ini dikenal sebagai pempek tunu/panggang disebabkan karena proses pembuatanya harus dipanggang.
7. Pempek Kelesan Kerupuk/Sangkerupuk
Pempek kelasan kerupak adalah pempek yang memiliki model dan bentuk yang berbeda dengan jenis pempek lainnya. Pempek ini berbentuk seperti kerupuk Palembang sehingga dinamakan pempek kelasan kerupuk. Proses pembuatan pempek ini membutuhkan sebuah cetakan sehingga adonan pempek tersebut bisa diolah menjadi seperti kalasan kerupuk.
8. Pempek Adaan/Cetilan
Pempek adaan/cetilan adalah pempek dalam proses pembuatanya langsung di goreng. Pempek jenis ini pada awalnya lahir dari kebiasaan masyaraka Palembang yang hoby memakan pempck setiap waktu. Pempek jenis ini dalam proses pembuatanya sangat sederhana, setelah adoan pempek terbentuk lalu di ambil sedikit-sedikit, dalam bahasa Palembang di kenal dengan istilah cetilan. Adonan yang di cetilan tersebut langsung di masukan ke dalam minyak ya ng telah dipanaskan. Setelah itu pempek langsung siap untuk dimakan.
9. Pempek Tulang
Pempek tulang adalah pempek yang menambah unsur tulang ikan dalam proses pembuatanya. Faktor tulang inilah yang memberikan pengaruh pada rasa dan nama pempek tersebut. Pempek jenis tulang sulit untuk ditemukan karena tidak semua tulang ikan bisa dijadikan bahwa pempek ini. Sebab kwalitas tulang menentukan rasa dari pempek tulang. Pempek jenis ini tidak diperjualbelikan secara umum hanya di konsumsi untuk kebutuhan rumah tangga.
10. Pempek Kulit
Pempek kulit sesungguhnya tidak berbeda dengan pempek tulang, faktor yang membedakan hanyalah unsur penambah dari pempek tersebut. Jika pada pempek tulang yang jadi penambah adalah tulang ikan sedangkan pempek kulit yang jadi penambah adalah kulit ikan. Faktor kulit inilah yang memberikan pengaruh pada rasa dan nama pempek tersebut. Pempek jenis kulit sangat mudah ditemukan karena bahan bakunya mudah untuk ditemukan yaitu kulit ikan yang digunakan untuk membuat pempek. Proses pengolahan kulit adalah dikumpulkan dari berbagai jenis ikan setelah itu digiling hingga menjadi tepung.
11. Pempek Pistel
Pempek pistel adalah pempek yang bentuk dan modelnya sama dengan kue pastel. Kue pastel umunya diisi dengan mie sedangkan pada pempek pistel umumnya disi dengan papaya yang telah diolah. Faktor kemiripan ini yang menyebabkan nama dan model pengemasa nya sama dengan kue pastel. Pempek jenis ini cukup mudah ditemukan dalam kehidupan masyarakat Palembang, sebab pempek jenis ini merupakan salah satu komonitas yang diperjualbelikan.
12. Pempek Belah
Pempek belah adalah pempek yang dibelah ketika akan dihidangkan. Asal usul nama pempek belah adalah proses pembuatannya pempek ini harus terlebih dahulu dibelah, setelah itu pempek digoreng. Dalam proses penyajiannya pempek ini diberik rasa sesuai dengan selera konsumen. Rasa yang diberikan kepada pempek diletakan pada bagian yang telah dibelah.
13. Pempek Udang Kering
Pempek udang adalah pempek yang bentuk dan modelnya sama dengan kue pistel namun di dalamnya diisi dengan udang kering. Faktor udang kering di dalam pempeklah yang menyebabkan nama pempek ini adalah pempek udang. Pempek jenis ini diberi isi yang diletakan di dalam pempek tersebut.
14. Otak-Otak
Otak-otak adalah pempek yang proses pembuatanya dan bentuknya sesungguhnya berbeda dengan pempek lainnya. Pempek ini proses pembuatan sama dengan pempek lainnya namun di tambah unsur santan. Setelah itu pempek dimasukan ke dalam daun pisang lalu dibakar. Sulit untuk menjawab kenapa pempek jenis ini dinamakan otak-otak.
Demikian artikel mengenai Mengenal Lebih Dekat Kuliner Pempek Palembang, mudah-mudahan apa yang sudah Saya sampaikan pada kesempatan ini bisa bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian, dan terimakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: