MlatenMania.com - Indonesia memiliki ragam kuliner yang beraneka ragam macamnya. Kuliner tradisional macamnya tentu saja berupa makanan dan minuman yang terbuat dari bahan makanan yang menyehatkan dan terbuat dari bahan-bahan yang sederhana. Kuliner minuman tradisional merupakan kuliner yang mempunyai khasiat untuk tubuh. Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner minuman yang berbeda-beda, dan bahan-bahannya terbuat dari tanaman yang banyak dijumpai di setiap daerah masing-masing, karena minuman tradisional merupakan minuman asli dari setiap daerah di Indonesia yang hanya terbuat dari bahan lokal, yaitu asli Indonesia. Pembuatan minuman tradisional Indonesia tidaklah sulit, langkah-langkah pembuatannya sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus sehingga memudahkan setiap orang untuk membuatnya. Minuman tradisional tidak menggunakan bahan-bahan kimia seperti pengawet atau pewarna sintesis, tetapi hanya menggunakan bahan yang alami dari alam sehingga tidak membahayakan tubuh jika dikonsumsi terus menerus dalam porsi banyak.
Dawet Ayu Banjarnegara |
Minuman Tradisional Khas Banjarnegara
Berbagai jenis minuman dapat dipakai sebagai salah satu ukuran tinggi rendahnya kebudayaan dari suatu bangsa. Minuman tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan, spesifik, beraneka macam, dan jenisnya mencerminkan potensi alam daerah masing-masing. Minuman dapat dipromosikan untuk menunjang pariwisata yang selanjutnya dapat dijadikan sumber pendapatan daerah. Minuman tradisonal adalah jenis minuman yang berbahan campuran tradisonal dan telah lama berkembang secara spesifik didaerah atau masyarakat Indonesia. Biasanya minuman tradisonal diolah dari resep yang sudah dikenal oleh masyarakat stempat dengan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber lokal yang memiliki citarasa yang sesuai dengan seleranya. Masyarakat Indonesia, salah satunya masayarakat jawa sejak dahulu kala sudah memiliki minuman tradisonal yang mantap,baik minuman yang utama,jajan pasar,ataupun yang tradisonalnya. (Nurhayati et al., 2014) Salah satu minuman tradisonal di Jawa yang telah terkenal sejak dahulu adalah dawet. Dawet merupakan salah satu minuman khas asli Indonesia. Dawet adalah minuman tradisional yang terbuat dari tepung beras yang sekarang ini masih eksis keberadaanya. Dawet merupakan minuman yang disajikan dengan es parut, santan, dan gula jawa yang berasal dari Jawa Tengah serupa dengan cendol sebutan dari Jawa Barat. Meski sepintas tampak sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara dawet dengan cendol. Dawet dibuat dari bahan dasar tepung beras dan sagu aren sehingga memberikan tekstur kenyal sekaligus renyah di mulut. Sementara cendol dibuat dari tepung kanji yang kenyal dan tidak menyisakan rasa renyah ketika dikunyah.
Gula yang digunakan pada dawet ayu bukanlah gula merah cair atau gula kelapa melainkan gula aren. Gula aren ini memberikan rasa manis yang alami dan aroma pada minuman dawet ayu. Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten yang terkenal dengan minuman khasnya yaitu dawet ayu. (Ekawati & Sabrina, 2020) Di kabupaten banjarnegara ini dawet ayu sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Dawet yang merupakan minuman tradisional ini dibuat dari tepung beras dan sagu aren, dengan pewarna daun suji dan pandan yang berfungsi pula sebagai pemberi aroma pada dawet. Minuman dawet yang ditawarkan saat ini dipasaran umunya memilik rasa pandan, plain, dan disajikan dengan pelengkap kuah santan, nangka, tape, dan sirup gula jawa . Seiring perkembangan zaman dan era keterbukaan komunikasi, minuman tradisional juga mengalami dampak buruk globalisasi ,yaitu terpinggirkan. Oleh karena tersebut maka perlu digalakkan lagi rasa cinta terhadap minuman tradisonal. Gerakan mencintai minuman lokal ini harus terus digalakkan karena memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dibandingkan minuman zaman sekarang yang kadang ada yang bisa membahayakan kesehatan.
Dawet Ayu Khas Banjarnegara
Dawet ayu adalah minuman khas dari Banjarnegara,Jawa Tengah. Minuman ini mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional dan dipinggir-pinggir jalan. Es dawet ayu asli banjarnegara rasanya lezat dan segar,sehingga sangat cocok diminum ketika cuaca panas. Dawet ayu dapat diminum dalam keadaan biasa maupun dingin (dikasih es batu). Rasanya yang segar dan nikmat itulah yang merupakan keistimewaan dan keunikan tersendiri sebagai minuman tradisonal khas Banjarnegara. Seiring dengan perkembangan zaman , kini es dawet ayu tidak hanya dijumpai dibanjarnegara saja tetapi dapat dijumpai pula di semarang,Jakarta,Surabaya dan masih banyak dikota-kota lain. Di Indonesia, Dawet Ayu sudah diproduksi mulai dari wilayah Barat,Tengah hingga Timur. Sehingga tidak heran jika sekarang Dawet Ayu sudah ditemui di daerah-daerah luar Banjarnegara serta sudah bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat negeri ini. Dibanjarnegara sendiri minuman khas ini banyak dijual dipasar-pasar serta di pinggir jalan raya dan diperumahan. Mereka biasanya berjualan hampir setiap hari. Begitupun pada bulan ramadhan, yang hampir setiap sorenya pengunjung ramai untuk membeli dawet ayu khas banjarnegara ini. Penjual biasanya menggunakan ragangan atau gerobak dengan cara dipikul. Pada pikulan gerobak tersebut terdapat bertengger dua tokoh pewayangan ,yaitu semar dan petruk. Inilah yang menjadi keunikan sekaligus ciri khas dari Dawet Ayu yang dikenal berasal dari Banjarnegara. Dawet Ayu merupakan salah satu maskot Kota Banjarnegara , hal itu terbukti dengan adanya Monumen Dawet Ayu yang berupa gerobak beserta dua orang penjualnya di alun-alun Kota Banjarnegara.
Sejarah Dawet Ayu Banjarnegara
Sejarah Dawet Ayu Banjarnegara ini sudah ada sejak tahun 1980. Asal usul dawet ayu banjarnegara menjadi terkenal berawal dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama bono yang berjudul ”Dawet Ayu Banjarnegara”. Pada tahun 1980 an lagu ini dipopulerkan kembali oleh Grup Seni Calung dan Lawak Banyumas Peang Penjol yang terkenal di karesidenan Banyumas pada era 1970-1980 an. Ternyata munculnya dawet ayu awalnya ketika ada grup lawak yang sangat terkenal di daerah eks karisedenan banyumas yang manggung di kota Banjarnegara. Setelah selesai manggung kemudian grup tersebut mencicipi dawet yang terletak di jalan Dipayuda. Karena terkesan dengan rasa dawetnya yang enak dan segar serta penjualnya yang berparas cantik atau ayu, sehingga menginspirasi terciptanya lagu gaya banyumasan yang berjudul Dawet Ayu Banjarnegara. Grup lawak dan lagu itulah yang salah satunya ikut andil dalam mempopulerkan dawet ayu hingga ke berbagai daerah. Salah seorang bakul dawet yang cukup dikenal oleh masyarakat banjarnegara adalah bu Munarjo yang sudah berusia kepala tujuh, dimana tentunya sudah jauh dari kata ayu lagi. Namun sisa-sisa kecantikannya masih nampak jelas. Ia berasal dari desa Rejasa, tempat kelahiran Pak Dullah bakul dawet yang cukup terkenal pada tahun-tahun lima puluhan. Ada beberapa versi yang menyebutkan sejarah munculnya nama dawet ayu banjarnegara, hingga sampai sekarang pun belum ada yang tahu pasti awal munculnya nama minuman khas banjarnegara tersebut.
Alat yang digunakan dalam pembuatan dawet ayu ini diantaranya adalah cetakan/saringan cendol, panci, baskom, adukan kayu untuk mengaduk adonan sedangkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat dawetnya sendiri yaitu tepung beras,tepung sagu,sari pandan,air matang,garam, untuk membuat santannya diantaranya santan,daun pandan, garam,dan untuk bahan juruh diantaranya gula merah,gula pasir,air serta daun pandan. Untuk cara pembuatannya yaitu pertama, mencampur tepung beras,tepung sagu,air sari pandan dan air, lalu mengaduk rata,lalu memasaknya sampai mengental, kemudian memasukkan adonan dawet yang masih hangat ke dalam plastik segitiga lalu memotong ujung plastik kecil,dan menyemprotkan ke wadah berisi air dan es batu dan menunggu hingga mengeras serta menyisihkannya, untuk membuat santannya yaitu dengan merebus santan,daun pandan dan garam sampai mendidih sambil diaduk agar santan tidak pecah , mengangkat dan dinginkan. Lalu untuk membuat juruhnya(larutan gula merah) yaitu dengan merebus air,gula merah dan gula pasir hingga mendidih ,mengaduknya hingga rata dan mengangkat dan menyisihkannya , dan selanjutnya menyiapkan gelas lalu memasukkan dawet secukupnya,santan dan juruhnya , lalu bisa ditambahkan dengan es batu dan Dawet Ayu Khas Banjarnegara pun siap disajikan.
Dawet Ayu Banjarnegara ini memiliki nilai budaya dari lisensi Kabupatennya dan logo khusus yaitu wayang Semar dan Petruk diatas gerobaknya. Dimana makna dari wayang Petruk adalah agar selalu di musim panas membuat warga masyarakat merasa haus,sementara wayang Semar sendiri melambangkan kemakmuran yakni dengan minum dawet ayu rasa haus hilang dan kesegaran pun akan terasa. Relevansi dawet ayu banjarnegara ini dengan pendidikan adalah bahwa dawet ayu ini sendiri merupakan minuman khas daerah yaitu kota Banjarnegara. Minuman khas daerah termasuk unsur dari kebudayaan. Untuk melestarikan kebudayaan sendiri ,secara proses menstransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi satu sama lain. Tujuan pendidikan adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri , dengan adanya pendidikan kita dapat menstransfer kebudayaaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya. Ditengah maraknya minuman kekinian , minuman khas daerah harus tetap dilestarikan karena terbuat dari bahan-bahan alami yang memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan . Hubungan pendidikan dan kebudayaan dalam konteks menguatkan pendidikandan memajukan kebudayaan dapat diartikan bahwa pendidikan membuat orang berbudaya. Semain banya manusia yang menerima pendidikan , semakin berbudaya pula manusia tersebut dan semain tinggi kebudayaan maa semakin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya.
Demikian artikel mengenai Es Dawet Ayu Kuliner Khas Banjarnegara, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan terimakasih.
Sumber : Es Dawet Ayu Kuliner Khas Banjarnegara, Duwi Fatmafitri, Febiana Vinka Amara, Akbar Al Masjid: 2021.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: