MlatenMania.com - Cerita silat (cersil) memiliki ciri khas, yaitu mengusung kisah kepahlawanan (heroisme), dan mengusung tema klasik, yakni kejahatan yang akhirnya dapat dikalahkan oleh kebenaran. Konflik dalam cerita silat selalu diselesaikan dengan keterampilan silat tingkat yang paling tinggi (sakti) sesuai dengan doktrin silat "di atas langit masih ada langit". Jadi di dunia persilatan jika ada orang yang mengaku pandai/sakti, belum tentu benar sebelum dibuktika dengan pertarungan karena masih ada orang yang lebih pandai/sakti lagi.
Wiro Sableng bisa dibilang sebagai buku silat tersukses, buku ini telah diangkat ke film layar lebar pada tahun 1988-989 dan disinetronkan dari tahun 1994 hingga tahun 2002. Sebanyak 185 judul buku telah diterbitkan selama 37 tahun penulisan. Tak sedikit pula yang berhasil memecahkan rekor terjual hampir satu juta kopi, salah satunya adalah GUCI SETAN yang terjual 924.078 eksemplar pada tahun 1994.
Tokoh Wiro Sableng sendiri merupakan seorang pendekar silat yang memiliki tato angka 212 dengan senjata andalan Kapak Naga Geni. Wiro didirikan oleh seorang guru silat bernama Sinto Gendeng. Usai menimba ilmu silat dari Sinto Gendeng, Wiro menggunakannya untuk membela kebajikan dan memusnahkan kebathilan. Serial Wiro Sableng yang ditayangkan pada tahun 90-an menjadi salah satu serial populer dan digemari pemirsa.
Wiro Sableng merupakan cersil yang ditulis oleh Bastian Tito sekitar tahun 1980-1990-an. Cersil Wiro Sableng ini jumlahnya sangat banyak, ratusan buku (180-an lebih), penerbitnya tidak tertera dengan jelas dan tidak ada tahun terbitnya, tetapi di sampul cersil Wiro Sableng itu disebutkan, bahwa karya itu sudah terdaftar di Departemen Kehakiman RI, Direktorat Jenderal Hak Cipta.
Bastian Tito |
Profil Bastian Tito
Bastian Tito lahir tepat pada 23 Agustus 1945. Ia merupakan seorang yang berasal dari suku Minang. Ia kemudian hijrah menuju kota Jakarta.
Selain berprofesi sebagai penulis, sebenarnya Bastian Tito bekerja di sebuah perusahaan swasta di bagian purchasing. Selain itu, sebenernya Bastian Tito memang sudah mendapatkan gelar Master of Business Administration (MBA).
Meskipun memiliki latar belakang pendidikan di bidang bisnis, tidak membuat Bastian Tito ragu dalam menulis tulisan-tulisan fiksi yang kental akan cerita sejarah dan kebudayaannya.
Di dalam perjalanan hidupnya Bastian Tito menikah dengan Herna Debby dan memiliki lima orang anak. Salah satu anaknya bernama Vino G. Bastian yang turut mewarisi darah seninya dan berkiprah di dunia film Indonesia.
Vino G. Bastian |
Vino G. Bastian menuturkan bahwa ayahnya sangat serius ketika menggarap novel-novelnya. Bahkan tidak segan-segan untuk melakukan riset mendalam mengenai sebuah tempat baik dari sisi kebudayaan maupun sejarahnya.
Penulis Novel Silat
Profil Bastian Tito terkenal karena berbagai novel bertopik silat yang jadi andalannya. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah Novel Silat berjudul Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.
Menurut penuturan Vino G. Bastian novel ini ditulis ketika dia dan saudara-saudaranya sudah terlelap tidur di kamarnya.
Setiap malam suara ketikan akan terdengar dari ruangan tempat kerjanya. Pada waktu-waktu itulah, Bastian Tito akan mencurahkan hasil dari riset dan pemikirannya ke dalam kertas kosong.
Novel silat karya Bastian Tito cukup menarik perhatian masyarakat waktu itu. Sehingga menjadi salah satu novel yang cukup populer pada era 90-an.
Menurut sebuah penelitian Muhammad Nur Apriyatna Syorif "Transformasi Novel Serial Wiro Sableng Empat Brewok Dari Goa Sanggreng Ke Dalam Komik Serial Silat’ (UPI: Bandung, 2016), bukti ketenaran serial novel Wiro Sableng membuat novel ini diadaptasi pula dalam bentuk komik yang rilis pada tahun 1986.
Bahkan pada tahun 1996 novel ini mulai diadaptasi menjadi bentuk serial yang rilis setiap hari minggu. Pemeran utama dalam serial Wiro Sableng adalah Herning Sukendro atau Ken Ken.
Serial Wiro Sableng ternyata memiliki banyak penggemar saat itu. Bahkan serial Wiro Sableng ini pun seringkali masuk ke dalam tiga film dengan rating terbaik dalam acara minggu.
Meskipun terkenal melalui novelnya yang berjudul Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212, profil Bastian Tito juga sebenarnya sering menulis novel-novel silat lainnya seperti Kupu-kupu Giok Ngarai Sianok, Boma si Pendekar Cilik dan novel-novel silat lainnya.
Novel-novel Bastian Tito ini pun seringkali menyelipkan nuansa humor di setiap kisah novelnya. Sehingga novel yang dibuatnya tidak terkesan kaku.
Wiro Sableng, Karakter yang Sarat Ajaran Agama
Profil Bastian Tito terkenal salah satunya karena Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Novel ini bercerita tentang tokoh utamanya yang bernama Wiro Sableng atau Wira Saksana.
Sejak kecil Wiro Sableng mendapatkan didikan langsung dari sang guru yang bernama Sinto Gendeng. Meskipun mendapat julukan Gendheng (gila) gurunya merupakan salah satu tokoh yang terkenal dalam dunia persilatan.
Melalui didikan gurunya inilah Wiro Sableng tumbuh menjadi salah satu pesilat handal yang dikenal di seantero dunia persilatan.
Tidak jauh berbeda dengan gurunya yang mendapatkan gelar gendeng atau gila, Wiro pun mendapatkan julukan yang tak kalah unik yaitu Sableng (kurang waras).
Penamaan profil dari karakter ciptaan Bastian Tito memang selalu memiliki keunikan. Setiap karakternya tergambarkan dengan sangat kuat dan memiliki ciri khas. Bahkan tidak segan-segan Bastian Tito melakukan pengamatan yang mendalam untuk membuat karakter tersebut.
Wiro Sableng memiliki senjata andalan bernama Kapak Maut Naga Geni 212. Angka ini juga terukir di dada Wiro Sableng dengan tulisan 212.
Makna 212
Menurut Buku “An Integrated Marketing Communication Circle in 4.0 Era: Filosofi, Konsep, dan Implementasi”, karya Ellys Lestari Pambayun dan Tanty Dewi Permassanty (Penerbit Adab: Indramayu, 2021), angka 212 yang tertera pada dada Wiro Sableng penuh dengan makna dan filsafat hidup.
Angka 212 memiliki arti bahwa di luar tubuh manusia terdapat dua unsur yang saling bertentangan namun juga memiliki keterikatan yang terlihat dari angka 2. Semua unsur tersebut berasal dari yang 1, yaitu Tuhan yang Maha Esa.
Sedangkan Angka 2 juga berarti ciptaan Allah yang berpasang-pasangan. Sedangkan angka 1 menyiratkan bahwa hanya ada 1 Tuhan yang harus manusia sembah.
Menurut penuturan Vino G. Bastian ayahnya juga mengartikan angka 212 sebagai gabungan menjadi angka 5 berarti rukun Islam dan Pancasila sebagai ideologi negara.
Di dalam perjalanan ceritanya pengembangan karakter Wiro Sableng pun cukup unik. Bastian Tito menggambarkan Wiro Sableng sebagai pemuda yang humoris dan kurang dewasa. Melalui pengembaraannya karakter Wiro Sableng tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dan dewasa.
Profil inilah yang berusaha diciptakan oleh Bastian Tito melalui Wiro Sableng. Karakter yang tidak hanya humoris, syarat makna, tetapi juga mengalami perkembangan dalam kehidupannya.
Sumber:
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: