MlatenMania.com - Alpukat merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Alpukat tumbuh di daerah beriklim tropis dan sub tropis sehingga sangat mudah tumbuh di Indonesia. Alpukat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman alpukat memerlukan cahaya matahari (40-80%), suhu (12,8-28,3℃) dan curah hujan minimum untuk dapat tumbuh optimal. Tanaman alpukat masih dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan kurang jika kedalaman air tanah maksimal 2 m. Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang merupakan penghasil alpukat yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara.
Klasifikasi Tanaman Alpukat
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledons
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Persea
Species : Persea americana Mill.
Nama daerah : apuket, alpuket, jambu wolanda (sunda), apokat, avokat, plokat (jawa), apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatra).
Morfologi Tanaman Alpukat
Tanaman alpukat pohonnya memiliki bentuk kanopi rimbun dengan tinggi tanaman dapat mencapai 20 m, berdaun tunggal dan tumbuh berdesakan di ujung ranting, berbentuk jorong hingga bundar hingga lonjong dengan panjang daun antara 12-25 cm. Bunga alpukat berjenis kelamin dua, tersusun pada malai yang keluar dekat ujung ranting, berwarna kuning-kehijauan. Bunga alpukat bersifat dikogami, putik dan benang sari masak tidak bersamaan. Putik bunga berfungsi jika mengalami penyerbukan silang dari bunga yang berasal dari tanaman lain. Buah alpukat memiliki ciri antaralain kulit lembut, permukaan kulitnya tidak rata, berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan bergantung varietas. Daging buah bertekstur lembut umumnya berwarna hijau muda hingga kuning.
Manfaat Dan Kandungan Alpukat
Tanaman alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Hampir semua bagian dari tanaman ini memiliki khasiat pengobatan. Tanaman alpukat yang sering digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit adalah daun alpukat. Daun merupakan bagian tanaman alpukat yang memiliki manfaat secara tradisional untuk membatu mengobati beberapa penyakit seperti batu ginjal, menurunkan tekanan darah, anti hipertensi, anti inflamasi, anti diuretik, dan anti bakteri.
Daun alpukat (Persea americana Mill.) memiliki kandungan zat aktif berupa senyawa fenolik meliputi flavonoid, kuersetin dan polifenol. Daun alpukat mengandung senyawa flavonoid, tanin katekat, kuinon, saponin, dan steroid. Kandungan metabolit sekunder dari 100 gram daun alpukat antara lain Glikosida sianogenik (0,06±0,02%), alkaloid (0,51±0,21%), tanin (0,68±0,06%), steroid (1,21±0,14%), saponin (1,29±0,08%), fenol (3,41±0,64%) dan flavonoid (8,11±0,14%). Flavonoid dalam daun alpukat merupakan kandungan senyawa yang tertinggi dibandingkan dengan metabolit sekunder lainnya.
Flavonoid yang terkandung dalam daun alpukat memiliki fungsi utama sebagai antioksidan. Antioksidan adalah suatu inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif lebih stabil sehingga dapat menghambat terjadinya stress oksidatif dengan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas. Potensi antioksidan dari senyawa flavonoid daun alpukat dapat dimanfaatkan untuk menghambat beberapa penyakit degeneratif dan seringkali digunakan dalam pembuatan kosmetika bahan alam karena dapat mencegah dan mengurangi kerusakan kulit yang menyebabkan penuaan dini.
Daun alpukat secara empiris digunakan sebagai diuretik yaitu meningkatkan volume urin yang dihasilkan saat urinasi. Flavonoid dalam ekstrak daun alpukat dapat memberikan efek diuretik. Pemberian ekstrak daun alpukat pada konsentrasi 1% b/v, 2% b/v dan 3% b/v memberikan efek diuretik tikus putih jantan dan konsentrasi 3% b/v menunjukan efek paling baik sebagai diuretik, meskipun pemberian suspensi furosemid 0,072 % b/v masih memiliki efek yang lebih baik sebagai diuretik [14]. Daun alpukat oleh masyarakat selain dimanfaatkan untuk memperlancar pengeluaran air kencing juga dapat menghancurkan batu pada saluran kencing. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa infus daun alpukat mempunyai daya inhibitor kristalisasi kalsium oksalat pada ginjal.
Daun alpukat merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan hipertensi. Flavonoid yang terkandung didalamnya memiliki kemampuan untuk melindungi endotel, menghambat agregasi platelet dan memengaruhi kerja Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Mekanisme diuretik pada saponin dapat menyebabkan penurunan cardiac output, penurunan resistensi perifer dan tekanan darah.
Flavonoid yang merupakan golongan flavonol memiliki aktivitas antibakteri karena adanya gugus fenol yang dapat mengkoagulasi protein dengan menonaktifkan enzim-enzim dan berinteraksi dengan dinding sel bakteri sehingga bakteri menjadi lisis. Beberapa penelitian menyebutkan ekstrak etanol daun alpukat memilik potensi aktivitas antibakteri terutama pada bakteri s.aureus dan s.typi.
Demikian artikel mengenai Mengenal Lebih Dekat Tanaman Alpukat, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: