MlatenMania.com - Film merupakan teknologi hiburan massa yang dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi dan berbagai pesan dalam skala luas disamping pers, radio, dan televisi. Film dimasukkan dalam kelompok komunikasi massa yang mengandung aspek hiburan, juga memuat aspek edukatif. Namun, aspek kontra sosial tidak sekuat pada surat kabar, majalah serta televisi yang menyiarkan berita berdasarkan fakta yang terjadi. Fakta film ditampilkan secara abstrak, tema cerita bertolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan dari itu, dalam film cerita dibuat imajinatif.
Ada beberapa alasan yang mendasar tentang gunanya orang membuat film, yaitu film sebagai medium ekspresi seni peran, tontonan yang bersifat dengar-pandang (audio visual), dengan sendirinya berhubungan dengan hiburan, dan perantara menyampaikan pesan-pesan yang bersifat dengar-pandang sehingga film berkaitan erat dengan informasi. Dalam film, terdapat klasifikasi penonton, yaitu film anak-anak (children films), film semua umur (all ages), dengan bimbingan orang tua (parental guidance), film remaja (teenages), dan film dewasa (adults).
Dari pengertian-pengertian film tersebut, dapat disimpulkan bahwa film merupakan salah satu media komunikasi yang mempunyai kandungan nilai seni dan budaya, dengan menggabungkan unsur suara arau tanpa suara dan gambar di dalamnya. Dengan begitu, komunikasi lebih efektif dan maksud-maksud yang ingin disampaikan oleh pembawa pesan dapat ditangkap dan dimengerti dengan baik oleh penerima pesan.
Film Taare Zameen Par
Filma Taare Zameen Par |
Naskah film Taare Zameen Par yang disutradari Aamir Khan, ditulis oleh Amole Gupte. Dalam film tersebut, sang penggarap film juga ikut berperan sebagai pemain Aamir Khan berperan sebagai Ram Shankar Nikumbh, Darsheel Safari sebagai Ishaan Awasthi, Tisca Chopra sebagai Maya Awasthi, didukung pemain-pemain bertalenta lain yang aktingnya luar biasa.
Namun, alur cerita film inilah yang membuat film ini memiliki daya tarik luar biasa. Bahkan, jika kita menontonnya berulang-ulang kita tidak pernah bosan. Film drama edukasi dari India ini patut direkomen jadi film koleksi, sehingga kapan kita ingin mengajarkan kepedulian, perhatian, mendidik anak yang baik, tinggal diputar, sehingga setiap orang dapat belajar dari muatan ceritanya secara langsung. Film ini bahkan dikenal luas para praktisi dunia pendidikan dan psikologi, sebagai salah satu bahan referensi.
Ada beberapa peneliti menggunakan film Taare Zameen Par sebagai bahan penelitian maupun rujukan dalam aspek pendidikan dan psikologi. Contohnya, Iklima Nurul Falah mengambil film Taare Zameen Par sebagai bahan skripsinya dengan judul "Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Film Taare Zameen Par dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam Anak Usia Sekolah Dasar". Lalu, ada artikel yang dibuat oleh Siti Rukaiyah, Husin, Hardiyanti Rahmah dan Hikmatu Ruwaida, dengan judul "Pendidikan Anti Bullying pada Media Massa: Wawasan dan Perspektif". Penelitian tersebut menggambarkan bahaya bullying. Bullying adalah aspek yang sangat berdampak pada mental anak.
Kisah utama pada film Taare Zameen Par tentang kehidupan Ishaan, bocah penderita disleksia, yang mengalami masalah dengan kemampuannya menghafal angka dan huruf. Padahal, usianya sudah mencapai 9 tahun. Karena kemampuan akademiknya yang rendah, membuat orang tuanya serba salah. Dalam ketidaktahuan bahwa Ishaan adalah anak berkebutuhan khusus, ayahnya justru memasukkan ke sekolah berasrama. Ishaan yang awalnya berkarakter ceria, ekspresif, dan suka mengkhayal, akhirnya justru semakin bertambah buruk secara psikologisnya. Ishaan menjadi anak yang sering murung. Akibat dari tuntutan guru yang mengharuskan Ishaan membaca dan menulis seperti teman-temannya, mengakibatkan Ishaan frustasi dan sangat terpuruk dengan hal itu. Yang dilakukan Ishaan karena kefrustasian dia adalah membuang buku di tempat sampah dan tasnya di halaman belakang sekolahnya.
Orang tuanya selalu memaksa Ishaan agar berprestasi baik, mendapat nilai dan rangking tinggi dengan keadaan yang tidak dipahami oleh ayahnya. Beruntung, Ishaan akhirnya bertemu dengan Pak Nikumbh, seorang guru baru di sekolahnya. Pak Nikumbh memiliki keinginan untuk mengembalikan sifat ceria dan kreatif Ishaan. Pak Nikumbh kemudian mendampingi Ishaan belajar membaca dan menulis dengan sabar. Seiring berjalannya waktu, Ishaan telah mencapai perubahan. Pak Nikumbh juga mengadakan lomba melukis di sekolah. Para hadirin tercengang melihat hasil karya Ishaan yang luar biasa indah. Tidak ada yang menyangka bahwa Ishaan memiliki bakat yang hebat.
Dalam realitas hidup, banyak terjadi kesalahpahaman para orang tua dan guru, dalam memahami anak berkebutuhan khusus, bagaimana mendampinginya, dan bagaimana semestinya bertindak. Hal ini mengakibatkan sering terjadi kekerasan, ketidakadilan anak berkebutuhan khusus, baik karena tindakan guru-gurunya, maupun tindakan teman-teman dan lingkungannya, terutama bullying. Jika hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat berakibat fatal bagi anak.
Film Taare Zameen Par yang menyuarakan banyak pesan moral, orang tua dan pendidik, harus menjadi salah satu rujukan penting. Bahkan, dalam dunia sinematografi, perfilman, film dengan isu-isu seperti ini harus mendapat tempat yang baik. Film ini mengedukasi kita agar memiliki sifat peduli, peka terhadap keterbatasan seseorang. Karena pada dasarnya, film dengan latar belakang psikologi apapun jenisnya, masih bisa menjadi tontonan yang sangat menarik. Bahkan jika dikemas dalam format thriller sekalipun.
Demikian artikel mengenai Nilai-Nilai Pendidikan Pada Film Taare Zameen Par, mudah-mudahan bermanfaat.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: