MlatenMania.com - Kulit merupakan bagian tubuh terluar yang membatasi dari lingkungan manusia. Kulit memiliki struktur yang sangat kompleks, dan juga bervariasi sesuai dengan iklim, usia, jenis kelamin, ras, dan lokasinya pada tubuh. Terdapat tiga lapisan utama pada kulit yang terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Selain itu, kulit juga mempunyai kelenjar pada kulit, rambut, dan kuku yang terdapat kelenjar minyak atau glandula sebasea. Kelenjar tersebut memiliki fungsi menjaga keseimbangan dari kelembaban kulit, yang pada masa pubertas berfungsi secara aktif dan menjadi lebih besar. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada kulit, salah satunya adalah acne vulgaris atau jerawat.
Jerawat (Acne vulgaris)
Acne vulgaris adalah gangguan inflamasi pada unit pilosebasea, yang berlangsung secara kronis dan dapat sembuh sendiri (self-limited disease). Acne vulgaris dipicu oleh Cutibacterium acnes (sebelumnya dikenal sebagai Propionibacterium acnes) pada masa remaja, di bawah pengaruh sirkulasi normal dehydroepiandrosterone (DHEA). Acne vulgaris merupakan kelainan kulit yang sangat umum serta dapat muncul dengan lesi inflamasi dan non-inflamasi terutama di wajah tetapi juga dapat terjadi pada lengan atas, dada, dan punggung.
Acne vulgaris adalah penyakit yang bisa ditemukan pada semua umur. Ini adalah peradangan kronis pada unit folikel kelenjar sebaceous. Penyebabnya adalah ciri klinis yang multifaktorial berupa komedo, papula, pustula, nodul, dan kista. Jerawat adalah penyakit kulit karena adanya penumpukan minyak yang menyebabkan pori-pori kulit wajah tersumbat sehingga memicu aktivitas bakteri dan peradangan pada kulit.
Etiologi Jerawat (Acne vulgaris)
Penyebab pasti dari Acne vulgaris masih belum diketahui, tetapi beberapa penyebab telah diajukan, yang diyakini memiliki peran internal, termasuk faktor internal seperti peningkatan sekresi sebum, hiperkeratosis folikel rambut dan koloni bakteri propionibacterium (P. Acne), dan inflamsi serta faktor ekstrinsik yaitu stres, iklim/suhu/kelembaban, kosmetik, diet dan obat-obatan, penyebab pasti dan patogenesis acne vulgaris masih belum jelas. Namun, banyak faktor yang berhubungan dengan patogenesis jerawat, seperti perubahan pola keratinisasi, peningkatan sekresi sebum, peningkatan kandungan androgen, dan psikologis, perkembangan stres, serta faktor lain seperti usia, ras, keluarga, makanan, cuaca.
Jerawat terjadi karena hipersensitivitas kelenjar sebaceous ke tingkat androgen dalam sirkulasi normal, yang diperburuk oleh P. acnes dan peradangan. Penyebab jerawat meliputi penggunaan obat-obatan seperti litium, steroid, dan antikonvulsan, paparan sinar matahari berlebih, penggunaan pakaian oklusif, gangguan endokrin, dan faktor genetik.
Jerawat memiliki gambaran klinis yang beragam, mulai dari komedo, papula, dan pustula hingga nodul dan jaringan parut, sehingga disebut penyakit kulit pleomorfik. Selain disebabkan oleh faktor hormonal dan folikel yang tersumbat, jerawat sering kali diperburuk oleh aktivitas bakteri yang menginfeksi jaringan kulit yang meradang. Bakteri yang paling sering menginfeksi kulit dan membentuk nanah adalah P. acnes, kemudian menyusul bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis. Propionibacterium acnes dan S. epidermis adalah mikroba pembentuk nanah yang berperan dalam pengembangan berbagai bentuk.
Propionibacterium acnes merupakan flora normal bakteri pada kulit manusia yang menghasilkan lipase yang terurai menjadi trigliserida, salah satu komponennya adalah sebum yang terurai menjadi asam lemak bebas. Lemak bebas ini akan menjadi pertumbuhan yang baik bagi bakteri P. acnes, kemudian penumpukan bakteri tersebut menyebabkan terjadinya inflamasi dan pembentukan komedo yang merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan jerawat.
Patofisiologi Jerawat (Acne vulgaris)
Mekanisme pertama pembentukan A. vulgaris, yaitu stimulasi pada kelenjar sebasea yang menyebabkan sebum berlebih biasanya dimulai pada masa pubertas. Kedua, pembentukan jerawat terkait dengan proliferasi keratinosit yang abnormal, adhesi dan diferensiasi cabang bawah folikel folikel. Ketiga, pembentukan lesi inflamasi berperan pada bakteri anaerob, P. acnes.
Propionibacterium acnes adalah bakteri Gram positif dan anaerob, yang merupakan flora normal kelenjar sebaceous berbulu. Remaja dengan jerawat memiliki konsentrasi P. acnes yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak berjerawat, tetapi tidak ada korelasi antara jumlah P. acnes dan tingkat keparahan jerawat. Peran P. acnes dalam patogenesis jerawat adalah menguraikan trigliserida yang merupakan komponen sebum menjadi asam lemak bebas, sehingga terjadi kolonisasi P. acnes dan menyebabkan inflamasi. Selain itu, antibodi terhadap antigen dinding sel P. acnes dapat meningkatkan respon inflamasi melalui aktivasi komplemen.
Beberapa faktor yang dipercaya menjadi penyebab timbulnya jerawat adalah faktor internal, di antaranya adalah faktor fisik dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi perubahan cara produksi kreatinin dalam folikel, peningkatan sekresi sebum, pembentukan komponen asam lemak, peningkatan jumlah flora folikel, terjadinya reaksi inang, androgen anabolik, kortikosteroid, gonadotropin, dan ACTH. Selain itu ada pengaruh faktor psikologis yaitu stres serta faktor eksternal meliputi usia, makanan, cuaca, aktivitas, lingkungan, penggunaan kosmetik dan perawatan wajah. Mengingat banyaknya faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah jerawat, masalahnya terbatas pada perawatan wajah.
Pengobatan Dan Pencegahan Jerawat (Acne vulgaris)
Pengobatan jerawat dilakukan dengan cara memperbaiki folikel yang abnormal, mengurangi produksi sebum, mengurangi jumlah koloni P. acnes atau hasil metaboliknya, dan mengurangi peradangan pada kulit. Populasi P. acnes dapat dikurangi dengan pemberian zat antibakteri seperti eritromisin, klindamisin dan tetrasiklin. Mekanisme kerja pengobatan yang paling umum untuk jerawat dapat dikategorikan dalam kategori berikut karena berhubungan dengan patofisiologi: memperbaiki pola keratinisasi folikel yang berubah, menurunkan aktivitas kelenjar sebaceous, menurunkan populasi bakteri folikuler, khususnya P. Acnes, dan menggunakan efek anti-inflamasi.
Pencegahan jerawat dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor pemicunya. Melakukan perawatan kulit wajah dengan benar. Menerapkan gaya hidup sehat dengan tepat mulai dari pola makan, olahraga, dan pengelolaan emosi. Merokok dilaporkan menyebabkan prevalensi dan keparahan jerawat. Rokok mengandung asam arakidonat dan hidrokarbon polisiklik aromatik dalam jumlah besar, yang menyebabkan peradangan melalui fosfolipase dan selanjutnya merangsang sintesis asam arakidonat. Selain itu, diduga terdapat reseptor asetilkolin keratinosit nikotinat yang dapat menginduksi hiperkeratosis dan menimbulkan komedo.
Masalah jerawat di wajah tentunya juga disebabkan oleh kebersihan diri dan kebersihan lingkungan. Namun, langkah yang sering dilakukan setiap orang untuk mengurangi dan mencegah terbentuknya jerawat adalah dengan mencuci muka minimal tiga kali sehari. Selain itu yang terpenting adalah memilih sabun pembersih untuk menghilangkan kotoran pada permukaan kulit. Biasanya produk pembersih tertentu biasanya menambahkan senyawa aktif atau kombinasi beberapa senyawa aktif untuk membunuh bakteri penyebab jerawat.
Kesimpulan
Jerawat (A. vulgaris) merupakan suatu kondisi di mana pori-pori tersumbat dan menyebabkan kantong nanah menjadi meradang. Penyebab pasti dan patogenesisnya masih belum jelas. Namun, banyak faktor yang berhubungan dengan patogenesis jerawat, seperti peningkatan sekresi sebum, hiperkeratosis folikel rambut dan koloni bakteri P. acnes, dan inflamsi serta faktor lain yaitu stres, iklim/suhu/kelembaban, kosmetik, diet dan obat-obatan. Acne vulgaris dipicu oleh P. acnes pada masa remaja, di bawah pengaruh sirkulasi normal dehydroepiandrosterone (DHEA). Mekanisme pembentukan jerawat yaitu stimulasi pada kelenjar sebasea yang menyebabkan sebum berlebih biasanya dimulai pada masa puberta, proliferasi keratinosit yang abnormal, adhesi dan diferensiasi cabang bawah folikel folikel, dan pembentukan lesi inflamasi berperan pada bakteri P. acnes. Pengobatan jerawat dilakukan dengan cara memperbaiki folikel yang abnormal, mengurangi produksi sebum, mengurangi jumlah koloni P. acnes atau hasil metaboliknya, dan mengurangi peradangan pada kulit.
Demikian artikel mengenai Jerawat : Penyakit Infeksi Pada Kulit, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semuanya. Sekian dan terimakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: